Go Pangan Lokal (GPL) merupakan sebuah
inisiasi gerakan intellectual social
movement nasional yang digagas
oleh MITI dan MITI Klaster Mahasiswa bertepatan dengan momen hari pangan sedunia.
Gerakan ini dilakukan di beberapa kota dan wilayah di Indonesia untuk
mengingatkan akan pentingnya ketahanan dan kemandirian pangan Indonesia.
Tim GPL Regional Jabaja
(Jakarta, Banten dan Jawa Barat) bekerja sama dengan Indonesia Membina dan
Agrowing telah melaksanakan rangkaian kegiatan GPL di SMA Negeri 1 Cibadak dan
Kampung Dungus Sukajadi, Lebak, Banten pada tanggal 29-30 Oktober 2016.
Kegiatan GPL ini terdiri dari 3 kegiatan utama yaitu GPL Goes to School, Penyuluhan Kesehatan, serta Workshop dan Lomba
Agribisnis.
GPL Goes to School bertujuan
untuk membuka wawasan tentang ragam dan
potensi usaha pangan lokal kepada siswa SMA Negeri 1 Cibadak serta untuk
menumbuhkan minat dan kecintaan siswa terhadap pangan lokal, khususnya pangan
lokal di daerah Banten. Kegiatan diawali dengan
memperkenalkan jingle GPL kepada siswa SMA Negeri 1 Cibadak, flashmob GPL, pembukaan bazar pangan
lokal jajanan hasil UMKM Serang, seminar Go Pangan Lokal, dan diakhiri dengan
penandatangan petisi dari siswa dan guru sebagai bentuk dukungan terhadap
pangan lokal.
Seminar Go Pangan Lokal, memperkenalkan siswa lebih lanjut tentang
pentingnya pangan lokal dan berbagai inovasi hasil olahan pangan lokal yang
dapat dikembangkan secara khusus di Banten oleh Donnie Aqsha, S.P, pemilik e-commerce Agrowing. “Kita harus bangga terhadap pangan lokal yang
kita miliki, bahkan orang luar negeri pun suka pangan lokal dari Indonesia.
Tugas kita adalah bagaimana menjadikan pangan lokal bisa bersaing melalui
pengemasan” ujar Donnie. Acara seminar kemudian ditutup dengan pemberian
kenang-kenangan dan foto bersama.
Kegiatan
kemudian dilanjutkan dengan agenda Penyuluhan Kesehatan yang dihadiri oleh 32
orang ibu-ibu di kampung Dungus Sukajadi. Penyuluhan yang diberikan oleh Siti
Lailatul Khairiyah dan Niken Dwi Nurlita ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman kepada warga mengenai pentingnya sanitasi dalam kehidupan sehari-hari
dan pentingnya pembangunan jamban pada setiap rumah. Selain itu, disampaikan pula mengenai pentingnya
menjaga sirkulasi udara yang baik pada setiap ventilasi rumah agar kesehatan
penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Penyuluhan ini dilakukan karena melihat banyaknya
warga kampung Dungus Sukajadi yang masih tinggal dalam rumah keluarga intinya
masing-masing walaupun sudah mempunyai keluarga sendiri. Ini yang membuat satu
rumah dapat ditempati oleh banyak orang.
Melalui pemutaran video dan diskusi bersama warga, warga akhirnya telah menyadari pentingnya pola hidup bersih. Namun, warga masih terkendala dana untuk membangun beberapa fasilitas yang digunakan untuk mendukung pola hidup bersih, seperti jamban dan sebagainya.
Melalui pemutaran video dan diskusi bersama warga, warga akhirnya telah menyadari pentingnya pola hidup bersih. Namun, warga masih terkendala dana untuk membangun beberapa fasilitas yang digunakan untuk mendukung pola hidup bersih, seperti jamban dan sebagainya.
Kegiatan
Workshop dan Lomba Agribisnis, atau lebih tepatnya inovasi pangan lokal
dilakukan pada hari Minggu (30/10) yang diikuti 17 peserta. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengenalkan dan mencari berbagai jenis cara pengolahan pangan
lokal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomi pangan lokal.
Acara
ini dimulai dengan workshop dari Eva Siti Nurazizah dan M Alfiyan S, mahasiswa
Institut Pertanian Bogor yang juga fokus dalam inovasi pangan lokal. Dalam
workshop ini dijelaskan berbagai macam olahan dari pangan lokal yang bisa
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Peserta kemudian dipersilakan untuk membuat
kreasi dengan bahan utama singkong. Dalam waktu kurang dari satu jam, peserta
mampu membuat berbagai olahan dari singkong. Inovasi hasil olahan singkong yang
dibuat peserta di antaranya adalah singkong Thailand, bola-bola singkong, stik
singkong, dadar gulung singkong, perkedel singkong dan dadar singkong.
Melalui kegiatan ini, terlihat warga
kampung Dungus Sukajadi memiliki kreativitas yang tinggi dalam membuat inovasi
pangan lokal. Pendampingan dari lembaga atau instansi berwenang sudah
sepatutnya menjadi sebuah kegiatan yang harus dilaksanakan untuk memberdayakan
warga dan sumber daya alam di kampung Dungus Sukajadi agar bisa menjadi lebih
optimal. Karena itu, MITI Klaster Mahasiswa melalui program GPL bekerja sama
dengan Tim Indonesia Membina dan Agrowing akan terus mencoba mengupayakan
pengembangan program berkelanjutan untuk kampung Dungus Sukajadi. “Kita menargetkan dalam beberapa tahun ke depan kampung Dungus Sukajadi
ini akan menjadi kampung wisata agropreneur yang mampu menyokong kebutuhannya
sendiri serta mampu memberi alternatif warga Banten untuk berwisata"
ungkap Dimas Prabu Tejonugroho, selaku Ketua Pelaksana GPL MITI Klaster
Mahasiswa 2016.
Eliiiisssss. Ketjeeee
ReplyDelete