Skip to main content

Passion mu

Dirasakan atau tidak, kesendirian dan rasa sepi saat jauh darimu selalu ada. Sibuk ataupun tidak, kekhawatiran tentang mu bergumam dalam kepala. Apa kamu makan cukup, apa orang-orang memperlakukan mu dengan baik, apa kamu bisa mandi setiap hari dan tidak sakit, apa ada gadis atau mungkin janda yang merebut perhatian mu? Ah yang terakhir pasti tidak mungkin. Kurasa, yaaa.. tidak mungkin saja. Atau mungkin saja sih, kalau kamu bertemu yang mirip dengan ku. Tapi, katamu aku cuma satu. Dulu. Rasanya sekarang aku ingin langsung berlari untuk menelponmu.

***

"Beberapa waktu ke depan aku ditugaskan di perbatasan Indonesia, Cilla"
Ungkap mu saat kita berlibur di Jogja.
Penginapan dengan nuansa rumah joglo yang kamu pilih, ditambah lagi rencana kita untuk bercakap-cakap menggunakan bahasa daerah, benar-benar membuatku merasa menjadi orang Jawa. Aku prepare untuk belajar bahasa jawa, meski sebenarnya aku cukup mengerti walau sedikit. Kamu juga pernah tinggal lama di salah satu pesantren di Kediri, pasti tak kesulitan berbicara. Tapi ya begitu lah, semangat kita memang hanya menggebu di awal saja, untuk berbincang, sebagian besar yang kita pakai tetap bahasa Indonesia. Untuk mendalami peran dan perasaan, aku sengaja memilih beberapa aksesoris yang dapat melengkapi liburan kita, seperti blangkon, baju garis-garis coklat, juga kain batik. Sempat terpikir membeli sepeda ontel, tapi kamu melarangku. Kamu bilang disana kita bisa menyewa kuda. Oh mungkin maksudmu delman. Kadang kita memang memiliki tema dan konsep unik untuk menikmati waktu bersama. 

Aku menata getuk lindri di piring kecil sambil menunggu mu melanjutkan kalimat. Kebiasaan mu memang, membiarkan kalimat menggantung di udara.
"Tidak terlalu jauh kok,  masih di kalimantan hanya saja sekarang di daerah perbatasan Malaysia-Indonesia.  Pemerintah mencoba memasang penahan abrasi disana. Kau tahu kan, kondisi pantai kita mulai sedikit memprihatinkan" Lanjutmu

"Puluhan kilometer pantai sudah tergerus abrasi, hmm, mengingat yang sedang ku coba tangani ini adalah salah satu perbatasan, tentu akan berpengaruh juga  terhadap kedaulatan negara. Tapi ya ku harap masalahnya bisa selesai segera sebelum separah itu, doakan aku ya Cilla" Tambahmu sambil melempar senyum padaku.
"Iyaaaa, Bapak konsultan berprestasi yang menangani, semua masalah pasti teratasi" selorohku menirukan salah satu iklan sabun cuci piring yang fenomenal, Cahaya Mentari.

Kamu pun tertawa ringan, sambil membuka pembungkus kue nagasari dan melahapnya mantap. Aku sengaja menyiapkan beberapa jenis kue tradisional untuk snacking time kali ini.

"Apa yang akan kamu lakukan nantinya Bi??" Tanyaku

Tanganku gesit sambil menuang teh cap Kendi ke dalam gelas-gelas kosong yang sedari tadi minta untuk diisi. Asap yang mengepul serta aroma khas teh cap kendi menyeruak melengkapi perbincangan kita sore itu. Burung kenari yang disiapkan pihak penginapan di sangkar terdengar bercuit-cuit merdu.

"Seperti biasanya, aku akan survey lokasi dulu. Sejujurya aku belum tahu kondisi real pantai disana. Hanya saja gambaran yang ku dapat dari laporan yang ku terima menunjukan kondisinya cukup memprihatinkan. secara umum persoalanya bisa diatasi dengan beberapa pendekatan, misalnya peremajaan pantai, restorasi mangrove, rehabilitasi karang dan pelayanan pantai terpadu. Tapi mungkin semua itu memerlukan waktu yang tidak sedikit. Yaa, kita harus segera lihat sendiri kondisinya agar bisa segera memutuskan upaya terbaik yang dapat dilakukan, Cilla"

Aku menatapmu dengan khidmat, selalu terkagum saat kau mulai bercerita mengenai passion mu, dalam hal ini pekerjaan sebagai seorang konsultan sipil dan lingkungan. Ya, walaupun konsekuensinya kamu lebih sering berpergian ke luar kota dari pada tinggal di rumah. Tak apa, itu yang kita sepakati sejak awal mengikat janji suci, bukan?



Comments

  1. itu kok mirip cerita aku yah wkwkwkw

    ReplyDelete
  2. Selamat Siang Mbak Elis,

    Saya Soraya dari https://serumah.com.
    Saat ini trend berbagi ruangan/roomsharing sangat marak di kota besar. Kami berinisiatif untuk membuat situs pencari teman sekamar/roommate agar orang-orang yang ingin menyewa tempat tinggal (apartemen, rumah atau kost) dapat berbagi tempat tinggal dan mengurangi biaya pengeluaran untuk tempat tinggal. Berawal dari ide tersebut, website serumah.com diluncurkan pada awal tahun 2016.

    Saat ini saya meminta bantuan anda untuk menuliskan artikel review mengenai serumah.com di situs blog anda. Saya dan Tim Serumah sangat menghargai jika Anda bersedia untuk memberikan review terhadap website kami dan menerbitkannya di blog anda.

    Mohon hubungi saya jika ada pertanyaan lebih lanjut. Saya ucapkan terima kasih atas waktu dan kesempatannya.

    Soraya F.
    Cataga Ltd.
    soraya.serumah@gmail.com
    https://serumah.com/

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Belanja Bersama Adek :D

Dede Lebaran Sebentar lagii yoo,, ahahah,, Ngga tahu nih, Ane udah gede tapi ngerasa tetep pengen dibeliin baju lebaran sama ortu,, ahahha lucu banget jadinya. Tapi nih ya emang mungkin karena kebiasaan sejak kecil dibeliin udah gede pun pengennya dibeliin, maksudnya ngga pengen beli sendiri. Istilahnya ya udah asal dibeliin pasti dipake,, ahahha. tapi ortu pada ngga mau beliin, malahan dikasih mentahannya aja, disuruh beli sendiri -_-. bukan apa apa sih, cuman ya Ane tuh ngga punya sense fesyen yang oke, ntar ujung ujungnya bajunya ngga dipake lagi. biasanya sih gitu,, makanya lebih suka dibeliin aja, karena yakin menurut orang lain tu baju bagus kalo di pake,, hahahhah

Jiwa-Jiwa Anti Kritik, ya?

Dikasih masukan ato kritikan itu cem sakit ya? makanya orang orang suka gamau di kritik. Jiwa jiwa anti kritik ini sadar ato ga ternyata memang dipupuk sejak dini, maksudnya sejak momen dimana kita diberi tanggung jawab untuk membuat sesuatu. Ga heran deh, kalo udah gede jadi anti sama demo #ehgimana ada aja orang orang yang ngeyel kalo dibilangin, misal aja pas mengemukakan suatu konsep kegiatan, pas ada orang orang yang mempertanyakan "urgensi, meaning atau technical" dan kemudian ngasih alternatif solusi, orang orang yang ngeyel ini bakalan balesnya "emang situ udah ngapain? emang kerjaan situ udah beres pake komen komen acara gue segala, konsep gue aja udah susah, emang situ mau tanggung jawab sama konsepnya kalo kenapa napa?" itu satu topik, ada juga yang curhatin masalah dia, kemudian pas kita kasih tanggapan semua ditolak dengan banyak alasan, seakan pengen bilang "masalah gue paling berat sedunia, semua saran kalian tu ga guna...