Skip to main content

Membunuh Rasa


Kau tahu, membunuh itu memang sakit. Dalam konteks ini, membunuh rasa. Sungguh, bukan perkara mudah. Mungkin bukan kejaksaan dan mahkamah yang menuntut mu. Lebih kepada jiwa dan rasa yang jadi tak menentu

Kau mungkin tak alami, Antara penyesalan dan ketakutan, Saat membunuh rasa secara terpaksa. Apalah mau dikata, semua terjadi. Rasa ini memang harusnya sekarang pergi
Kau mungkin pikir aku kejam. Bagaimana mungkin aku membunuh rasa, Padahal ia adalah ciptaan yang kuasa? Ahh,, ini lebih dari hal itu,Ini bukan mengenai rasa syukur, lebih mengenai hati yang akan mati

ini lebih dari cerita ku. cerita tentang mata yang tak mampu menjaga pandangnya, cerita tentang hati yang tak henti memuji, cerita tentang rasa yang dibiarkan tumbuh padahal ia belum siap untuk berlabuh.

Entah apa yang terjadi, tapi mungkin aku bukan membunuhnya, hanya sedikit melukainya, bahkan aku, juga turut terluka sebenarnya. Rasa ini tak salah, mengapa harus aku membunuhnya. Ya, pertanyaan sederhana yang menghiasai prosesi itu.

Kau memang tahu, saat ku coba membunuh rasa, sungguh aku juga terluka, mungkin kau juga. Tapi mungkin hanya sesaat, dan kuharap memang hanya sesaat.

Aku melihat mu, lagi dan lagi, setiap hari, tak terlewatkan. Sungguh pekerjaan yang harusnya menjemukan, namun aku, entahlah. Ya, baiknya aku sudahi saja. Harusnya memang disudahi saja. Dibiarkan pun, rasa jadi tak terawat.
Ya sudahi lah.

Pict Source :http://adeimagination.blogspot.com/2010/02/mencintai-tanpa-syarat-segemgam-hikmah.html

Popular posts from this blog

Belanja Bersama Adek :D

Dede Lebaran Sebentar lagii yoo,, ahahah,, Ngga tahu nih, Ane udah gede tapi ngerasa tetep pengen dibeliin baju lebaran sama ortu,, ahahha lucu banget jadinya. Tapi nih ya emang mungkin karena kebiasaan sejak kecil dibeliin udah gede pun pengennya dibeliin, maksudnya ngga pengen beli sendiri. Istilahnya ya udah asal dibeliin pasti dipake,, ahahha. tapi ortu pada ngga mau beliin, malahan dikasih mentahannya aja, disuruh beli sendiri -_-. bukan apa apa sih, cuman ya Ane tuh ngga punya sense fesyen yang oke, ntar ujung ujungnya bajunya ngga dipake lagi. biasanya sih gitu,, makanya lebih suka dibeliin aja, karena yakin menurut orang lain tu baju bagus kalo di pake,, hahahhah

Saudaraku ...

Untuk mu Saudara ku di sana.. Hai saudara ku,, kau tahu, pemberitaan mengenai mu telah sampai ke telinga dan media sosial yang aku punya sejak 2 hari yang lalu. Saudara ku, tahu kah engkau, ditempatku 2 hari yang lalu aku tengah dipenuhi berita pemilihan pemimpin negara ku untuk 5 tahun kedepan. Saudara ku, kau tahu, aku sama sekali tak tersentuh dan tak berempati dengan keadaan kalian, pada saat itu, enatahlah. Aku sendiri tak tahu mengapa aku sangat merasa acuh dengan pemberitaan kabar duka ini. saat pemberitahuan mengenai kalian di gempur oleh senjata, pluhan dari kalian tewas mengenaskan, aku masih tak merasakan apa-apa, aku masih bersikap acuh saudaraku, menanggapi semua broadcat message yang dikirim pada ku pun ah, bahkan untuk sekedar membacanya aku tidak. 

Passion mu

Dirasakan atau tidak, kesendirian dan rasa sepi saat jauh darimu selalu ada. Sibuk ataupun tidak, kekhawatiran tentang mu bergumam dalam kepala. Apa kamu makan cukup, apa orang-orang memperlakukan mu dengan baik, apa kamu bisa mandi setiap hari dan tidak sakit, apa ada gadis atau mungkin janda yang merebut perhatian mu? Ah yang terakhir pasti tidak mungkin. Kurasa, yaaa.. tidak mungkin saja. Atau mungkin saja sih, kalau kamu bertemu yang mirip dengan ku. Tapi, katamu aku cuma satu. Dulu. Rasanya sekarang aku ingin langsung berlari untuk menelponmu. *** "Beberapa waktu ke depan aku ditugaskan di perbatasan Indonesia, Cilla" Ungkap mu saat kita berlibur di Jogja. Penginapan dengan nuansa rumah joglo yang kamu pilih, ditambah lagi rencana kita untuk bercakap-cakap menggunakan bahasa daerah, benar-benar membuatku merasa menjadi orang Jawa. Aku prepare untuk belajar bahasa jawa, meski sebenarnya aku cukup mengerti walau sedikit. Kamu juga pernah tinggal lama di s...